Kaumsantri.com – Haji merupakan ibadah yang sangat mulia, meskipun hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu, namun semua muslim mendambakannya, bagaimana tidak, bagi ummat muslim ibadah haji adalah ibadah yang indah, begitu syarat dengan perefleksian nilai sejarah, bahkan ibadah haji juga dirasakan sebagai kunjungan hamba kerumah penciptanya, namun bukan dalam arti Allah tinggal disana, namun karena Allah subhanahu wata’ala sangat memuliakannya.
Allah ta’ala berfirman:
وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ، لِّيَشْهَدُوا۟ مَنَٰفِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ فِىٓ أَيَّامٍ
مَّعْلُومَٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۖ فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
Memasuki bulan Syawal sendiri berarti memasuki miqot haji, yaitu waktu sahnya niat ihram haji, mulai dari bulan Syawal hingga 10 Dzulhijjah, sehingga umumnya pada bulan ini para jamaah haji mempersiapkan berbagai kebutuhan mereka untuk menjalani haji, baik kebutuhan jasmani maupun rohani, bahkan pada umumnya sebagian dari mereka sudah berangkat ketanah suci pada bulan ini.
Namun pada tahun ini, ibadah haji dipersulit dan diperketat aturannya dikarenakan pandemi, meskipun hal ini tetap harus disyukuri mengingat pada tahun lalu, ibadah haji bisa dikatan ditiadakan dan hanya diperbolehkan untuk sebagian penduduk setempat yg berkesempatan, namun aturan aturan terkait pandemi untuk para jamaah haji tetap menjadi tantangan tersendiri bagi kekhusyu’an para jamaah haji.
Pada tahun ini, para jamaah haji dibatasi kuotanya, dituntut untuk menjalani tes swab maupun antigen berkali kali, dikarantina berhari hari, serta pembatasan waktu ketika berada di tempat tempat suci.
Aturan aturan tersebut tentu menjadi beban tersendiri yang harus dijalani para jamaah haji, namun seharusnya beban ini tidak mengurangi rasa syukur mereka yang dapat berangkat haji, sebab setiap ibadah yang kita lakukan merupan anugrah terbesar Allah ta’ala yang tidak ternilai dengan harta yang tentu harus disyukuri.
Rasa legowo bahkan rasa syukur pun harus tertanam pada mereka yang tidak dapat berangkat haji pada tahun ini maupun tahun lalu, kita harus sadar bahwa pandemi adalah takdir dan ketetapan, menerima takdirNya adalah kewajiban, sedangkan berhaji hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu dan perkesempatan.