Kaumsantri.com – Cara menambah kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, Termasuk ibadah yang terpenting dalam agama islam, adalah senantiasa menyibukkan hati kita dengan kecintaan kepada Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam serta mengagungkan sunnah-sunnah beliau dengan berusaha melaksanakannya sebisa mungkin.
Oleh karenanya, hendaknya bagu seorang mukmin untuk memperbanyak mengingat dan menyebut nama Nabi Muhammad shollallhu alai wa sallam, dengan memepelajari siroh (sejarah), syamail (sifat sertra akhlak) Nabi Muhammad shollallohu alai wa sallam.
Imam Ghazali dalam ihyanya berkata:
“إن من أحب شيئا أكثر من ذكره، ومن أكثر من ذكر شيء -وإن كان تكلفا- أحبه”
“sesungguhnya orang yang cinta dengan sesuatu ia akan sering menyebutnya, dan barangsiapa sering menyebut sesuatu atau seseorang -walaupun itu dipaksa- niscaya ia akan mencintainya.”
Banyak ulama mengarang secara khusus tentang syamail Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam, seperti: Syamail Muhammadiyah karya Imam Tirmidzi, wasailul wushul ila syamail rosul karya imam Yusuf Nabhani, dan Sayyiduna Muhammad Rosululloh karya Imam Abdulloh Sirojuddin assyami.
Kitab-kitab tersebut membahas sifat-sifat Nabi, baik secara fisik, maupun keluhuran akhlak dan adab beliau.
Salah satu kutipan dalam kitab As-Syamail Al-Muhammadiyah adalah Hadis yang diriwayatkan dari Hind bin Abi Halah. Ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخْمًا مُفَخَّمًا، يَتَلَأْلَأُ وَجْهُهُ تَلَأْلُؤَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، أَطْوَلُ مِنَ الْمَرْبُوعِ، وَأَقْصَرُ مِنَ الْمُشَذَّبِ، عَظِيمُ الْهَامَةِ، رَجِلُ الشَّعْرِ، إِنِ انْفَرَقَتْ عَقِيقَتُهُ فَرَّقَهَا، وَإِلَّا فَلَا يُجَاوِزُ شَعْرُهُ شَحْمَةَ أُذُنَيْهِ إِذَا هُوَ وَفَّرَهُ، أَزْهَرُ اللَّوْنِ، وَاسِعُ الْجَبِينِ، أَزَجُّ الْحَوَاجِبِ سَوَابِغَ فِي غَيْرِ قَرَنٍ، بَيْنَهُمَا عِرْقٌ يُدِرُّهُ الْغَضَبُ، أَقْنَى الْعِرْنَيْنِ، لَهُ نُورٌ يَعْلُوهُ، يَحْسَبُهُ مَنْ لَمْ يَتَأَمَّلْهُ أَشَمَّ، كَثُّ اللِّحْيَةِ، سَهْلُ الْخدَّيْنِ، ضَلِيعُ الْفَمِ، مُفْلَجُ الْأَسْنَانِ، دَقِيقُ الْمَسْرُبَةِ، كَأَنَّ عُنُقَهُ جِيدُ دُمْيَةٍ فِي صَفَاءِ الْفِضَّةِ، مُعْتَدِلُ الْخَلْقِ، بَادِنٌ مُتَمَاسِكٌ، سَوَاءُ الْبَطْنِ وَالصَّدْرِ، عَرِيضُ الصَّدْرِ، بَعِيدُ مَا بَيْنَ الْمَنْكِبَيْنِ، ضَخْمُ الْكَرَادِيسِ، أَنْوَرُ الْمُتَجَرَّدِ، مَوْصُولُ مَا بَيْنَ اللَّبَّةِ وَالسُّرَّةِ بِشَعْرٍ يَجْرِي كَالْخَطِّ، عَارِي الثَّدْيَيْنِ وَالْبَطْنِ مِمَّا سِوَى ذَلِكَ، أَشْعَرُ الذِّرَاعَيْنِ وَالْمَنْكِبَيْنِ وَأَعَالِي الصَّدْرِ، طَوِيلُ الزَّنْدَيْنِ، رَحْبُ الرَّاحَةِ، شَثْنُ الْكَفَّيْنِ وَالْقَدَمَيْنِ، سَائِلُ الْأَطْرَافِ – أَوْ قَالَ: شَائِلُ الْأَطْرَافِ – خَمْصَانُ الْأَخْمَصَيْنِ مَسِيحُ الْقَدَمَيْنِ، يَنْبُو عَنْهُمَا الْمَاءُ، إِذَا زَالَ زَالَ قَلِعًا، يَخْطُو تَكَفِّيًا، وَيَمْشِي هَوْنًا، ذَرِيعُ الْمِشْيَةِ، إِذَا مَشَى كَأَنَّمَا يَنْحَطُّ مِنْ صَبَبٍ، وَإِذَا الْتَفَتَ الْتَفَتَ جَمِيعًا، خَافِضُ الطَّرْفِ، نَظَرُهُ إِلَى الْأَرْضِ أَطْوَلُ مِنْ نَظَرِهِ إِلَى السَّمَاءِ، جُلُّ نَظَرِهِ الْمُلَاحَظَةُ، يَسُوقُ أَصْحَابَهُ وَيَبْدَأُ مَنْ لَقِيَ بِالسَّلَامِ.
Rasulullah saw. adalah seseorang yang berjiwa besar dan berwibawa. Wajahnya cerah bagaikan bulan di bulan purnama. Beliau lebih tinggi dari orang-orang yang pendek dan lebih pendek dari orang yang tinggi. Beliau berjiwa pelindung. Rambutnya bergelombang. Apabila beliau menyisir (ranbutnya), maka dibelahnya menjadi dua. Apabila tidak, maka ujung rambutnya tidak melampaui daun telinga. Rambutnya disisir dengan rapi, sehingga tampak selalu bersih. Dahinya lebar, alisnya melengkung bagaikan dua bulan sabit yang terpisah. Di antara keduanya tampak urat yang kemerah-merahan ketika marah.
Hidungnya mancung, dipuncaknya ada cahaya yang memancar, sehingga orang yang tidak mengamatinya akan mengira hidungnya lebih mancung. Janggotnya tebal, kedua pipinya mulus, mulutnya lebar (serasi dengan bentuk tubuhnya), giginya agak jarang teratur rapi, bulu dadanya halus, lehernya mulus dan tegak bagaikan leher kendi. Bentuk tubuhnya sedang-sedang saja, badannya berisi, perut dan dadanya sejajar, dadanya bidang, jarak antara kedua bahunya lebar dan tulang persendiaanya besar.
Badannya yang tidak ditumbuhi rambut tanpak bercahaya. Dari pangkal leher sampai ke pusar tumbuh bulu yang tebal bagaikan garis. Kedua susu dan perutnya bersih selain yang disebut tadi. Kedua hasta, bahu dan dada bagian atas berbulu halus. Kedua ruas tulang tangannya panjang, telapak tangannya lebar. Kedua telapak tangan dan kakinya tebal, jemarinya panjang, lekukan telapak kakinya tidak menempel ke tanah. Kedua kakinya licin sehingga air pun tidak menempel. Bila beliau berjalan, diangkat kakinya dengan tegap. Beliau melangkah dengan mantap dan berjalan dengan sopan. Jalannya cepat, seakan beliau turun dari tempat yang rendah. Bila beliau menoleh seseorang, maka beliau memalingkan seluruh badannya. Pandangan matanya terarah ke bawah, hingga pandangannya ke bumi lebih lama dari pandangannya ke langit. Pandangannya penuh makna. Bila ada sahabat berjalan, maka beliau berjalan dibelakangnya dan bila berpapasan maka beliau menyapanya dengan salam.
Sedangkan akhlak terpuji beliau sudah terbukti dengan pujian langsung dari Alloh Ta’ala dalam surat Al Qolam ayat 4 yang berbunyi:
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
Hal ini tidak mengherankan, karena Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam telah memberikan contoh kepada umatnya dalam hal kecil sekalipun, seperti adab masuk kamar mandi dan membuka pakaian.
Dr. Muhammad Darwis Ad Dimasq -salah satu dosen lulusan Al Azhar- menganjurkan bagi setiap muslim untuk senantiasa mengingat dan menyebut Nabi dalam segala aspek perilaku kita khususnya kalangan pengajar dan santri tholibul ilm, sehingga sedikit demi sedikit akan tumbuh rasa cinta kita kepada Nabi dan semakin menguat, karena hal ini adalah ciri utama dari sifat kaum sholihin, seperti yang dilakukan Muhadist terkenal asal negeri Syam Syekh Abdulloh Sirojuddin dalam setiap gerak gerik dan dakwanya selalu disebut dan diagungkan Nama Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam.
Semoga klita bisa meniru akhlak orang-orang shaleh, sehingga kita digolongkan sebagai kekasih Allah dan Rosul-Nya Shollalllohu alaihi wa sallam, Wallhu A’lam.
(S.M)